Pakar alam sekitar dan penulis Inggeris, Jonathon Porrit, cuba mengimaginasikan keadaan tahun 2050 dalam buku barunya yang berjudul The World We Made.

Kelihatan sebuah pesawat Boeing yang mempunyai mesin super berkesan dengan bahan bakar biofuel. (kredit foto: the world we made)
Ini adalah tanah pertanian masa depan untuk memenuhi penggunaan masyarakat bandar. (kredit foto: the world we made)
Ini adalah suasana kelas masa depan di tahun 2050 yang dipenuhi komputer canggih dan murid yang belajar sendiri. (kredit foto: the world we made)
Jonathon mengimajinasikan kerajaan China menggalakkan penghijauan, bahkan di kawasan padang pasir. (kredit foto: the world we made)
Tanah pertanian pun dibangun di tengah bandar. Seperti yang digambarkan di kota Detroit di tahun 2050 ini. (kredit foto: the world we made).
Sebuah kapal kargo bertenaga suria mengharungi lautan di tahun 2050. (kredit foto: the world we made)
Sebuah kawasan pertanian buatan yang canggih di gurun Qatar. (kredit foto: the world we made)
Minyak bumi yang semakin terbatas membuat manusia beralih ke sumber daya baru, seperti tenaga suria. (kredit foto: the world we made)
Gelombang lautan pun dijadikan sumber daya. (kredit foto: the world we made)
Suasana kota Kuala Lumpur di tahun 2050. Tampak dibangun sebuah gedung pencakar langit yang lebih tinggi dari menara Petronas. (kredit foto: the world we made)
Sumber: inet.detik.com
Sumber: inet.detik.com
No comments:
Post a Comment