Foto: odditycentral
FUJIAN - Sebuah restoran kecil dengan konsep self - service alias pengunjung melayani sendiri di wilayah Fujian , China , beroperasi dengan konsep yang unik . Pemilik mengharapkan pengunjung untuk membayar berapa yang mereka fikir adalah harga sebenarnya dari makanan yang mereka pesan . Namun, ramai orang tidak membayar sama sekali .
Restoran bernama Five Loaves and Two Fish ini dibuka pada Ogos lalu di pusat Bandar Fuzhou , China . Nama restoran merujuk pada kisah Isa yang memberi makan 5,000 orang dengan melipatgandakan ikan dan roti . Para pelanggan restoran ini diminta untuk mencuci pinggan dan mangkuk bekas mereka pakai makan lalu meletakkan wang pada sebuah tempat sebelum meninggalkan restoran . Tidak ada bil , dan mereka bebas membayar berapa pun .
Pemiliknya , Liu Pengfei , mengatakan bahawa ia mendapat idea setelah mendengar konsep yang sama di beberapa negara . Konsep makan ini membolehkan orang membayar pesanan minuman atau makanan tanpa bil , dalam erti mereka juga boleh tidak membayarnya .
" Mendengar hal itu , saya sangat terharu . Ini seperti menguji kejujuran saya , " kata Liu . Dan , itulah konsep restoran Five Loaves and Two Fish yang ingin dia bangun , yakni kejujuran .
Konsep tersebut terdengar sangat menakjubkan , tetapi sebenarnya tidak benar - benar seperti yang diharapkan Liu dan pasukannya . Menurut Peng Yong , tukang masak dan co - owner restoran , kira-kira 20 peratus pengunjung keluar tanpa membayar apa - apa . Restoran akhirnya rugi hingga 250,000 Yuan selama buka dua bulan lalu dan tetap buka hingga kini setiap hari . Padahal , restoran harus mempertahankan tempat dengan kos sewa 60 ribu Yuan per bulan kerana terletak di pusat bandar .
Liu tidak mengerti bagaimana orang boleh keluar restoran tanpa membayar untuk apa yang mereka makan." Ini tidak bermakna anda boleh makan dan minum secara percuma , tetapi anda seharusnya membayar atas makanan yang anda suka , " tambahnya , seperti dilansir dari Odditycentral , isnin ( 24/12/2013 ) .
" Kotak wang itu telus sehingga tidak ada yang akan tahu berapa banyak yang anda bayar . Jika tidak mempunyai rasa jujur dan malu , anda pasti akan keluar begitu saja tanpa membayar apa-apa , " ujarnya .
Ternyata , banyak orang mempunyai rasa itu . Liu hairan, bahkan ingin sekali bercakap dengan mereka untuk menanyakan alasan berkelakuan demikian . " Mereka boleh memberitahu saya jika memang tidak punya cukup wang , tidak masalah . Kejujuran adalah langkah pertama untuk membina kepercayaan , " tuturnya.
Sungguh menakjubkan bagaimana Liu masih optimis dengan perniagaannya . Dia juga cukup terkejut kerana premisnya masih bertahan hingga kini . " Kami pada mulanya hanya berharap restoran ini dibuka selama dua bulan , tapi sekarang sudah lebih daripada tiga bulan , " ungkapnya .
Bahkan , Five Loaves and Two Fish mempunyai pelanggan yang mengagumi konsep kejujuran tersebut. Sang pelanggan kerap membawa anaknya yang berusia 6 tahun untuk mengajar pelajaran berharga .
" Dia akan belajar untuk jujur ? ? Dan membayar atas makanan yang dia ambil walaupun tidak ada yang meminta dia melakukan itu , " kata sang pelanggan .
Menurut Gan Mantang , seorang ahli sosiologi di Universiti Fuzhou , Five Loaves dan Two Fish adalah eksperimen dalam dunia sosiologi . Restoran tersebut tidak menunjukkan senarai senarai harga kerana pengunjung mungkin akan memandang rendah kos apa yang mereka makan .
Liu pun seolah-olah tidak akan memikirkan kerugian sama sekali . Dia ingin menjaga restoran tersebut selama dia boleh .
" Saya ingin terus kerana saya percaya bahawa kejujuran dan rasa percaya itu menular , " tutupnya .
Sumber: okefood.com
Kena tempat kita lingkup Redz. Mesti 90% yg makan tak bayar...
ReplyDelete